Baliho Tokoh Politik Menjamur saat Kondisi Sulit Pengamat Bantu Rakyat Dulu Baru Sosialisasi

TRIBUNPANTURA.COM, JAKARTA - Baliho para petinggi partai politik (parpol) marak bertebaran di masa pandemi dan angka penularan Covid-19 yang tinggi.

Di antaranya adalah baliho bergambar Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. Meski ejaan kalimat dalam baliho tersebut salah, gambar besar Puan dengan kalimat 'Kepa Sayap Kebhinnekaan' banyak bertebaran di seantro Nusantara.

Selain bergambar Puan, banyak baliho besar lain bergambar Airlangga Hartarto (Golkar) dan Muhaimin Iskandar (PKB).

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhad Indonesia Ujang Komarudin mendesak para elite partai politik menghentikan promosi dan sosialisasi terkait Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 melalui baliho dan alat peraga lain di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Ujang, pemasangan baliho politik tidak tepat dilakukan di tengah pandemi yang membuat masyarakat sedang kesulitan.

"Mestinya sosialisasi baliho tersebut, direm dulu. Disetop dulu."

"Rakyat sedang sulit, banyak yang enggak bisa makan dan rakyat juga tak butuh baliho," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/8/2021).

Ujang menyarankan, agar dana-dana untuk memasang baliho tersebut lebih baik dialihkan untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19.

Menurut dia, akan lebih elok jika saat ini para elite partai menggunakan waktunya untuk memprioritaskan masyarakat ketimbang mempromosikan diri untuk Pilpres.

"Artinya, dana-dana seperti itu untuk pasang baliho lebih baik digunakan dulu untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19."

"Bantu rakyat dulu, baru sosialisasi. Rakyat mesti diprioritaskan dibandingkan dengan pemasangan baliho," tutur Ujang.

Kendati demikian, Ujang menilai bahwa memasang baliho tidak dilarang jika untuk meningkatkan popularitas menjelang Pilpres 2024.

0 Response to "Baliho Tokoh Politik Menjamur saat Kondisi Sulit Pengamat Bantu Rakyat Dulu Baru Sosialisasi"

Post a Comment